Setiap orang pacaran pastinya tidak hanya akan dilalui dengan hal-hal romantis, tapi ada kalanya kisah cinta mereka pun dibumbui dengan pertengkaran hingga rasa amarah. Hal tersebut tentu seharusnya menjadi “bumbu penyedap” dalam kisah cinta, hanya saja di kehidupan nyata tidak sedikit mereka yang justru menjalani hubungan romansanya dengan penuh amarah setiap hari.
Menjalani kisah cinta seperti it tentu sangat tidak mudah, apalagi jika pasangan kita termasuk orang yang pemarah. Menghadapi pasangan yang pemaran butuh tindakan tersendiri, tentu kita tidak bisa menghadapinya dengan amarah yang sama karena hal tersebut pastinya akan merusak kisah cinta. Nah, untuk kamu yang punya pasangan pemaran, saya punya beberapa cara mudah yang mungkin bisa bermanfaat dalam kisah cinta kamu dengan si dia.
Hadapi dengan Tenang
Menghadapi seseorang yang memiliki amarah besar dalam dirinya dibutuhkan ketenangan. Kamu ibaratnya harus bisa menjadi air ditengah-tengah api. Nah, sebelum kamu merespon amarahnya kamu harus bisa menenangkan diri lebih dulu, jangan langsung merespon dengan amarah yang sama. Jika kamu melakukan itu konflik justru tidak akan pernah usai.
Pahami Apa yang Ia Rasakan
Salah satu hal yang jadi penyebab seseorang mudah marah adalah disaat ia mengalami tekanan. Entah itu karena stres pekerjaan atau pun masalah yang sedang ia hadapi. Nah, sebelum kamu ikutan marah yang justru membuat masalah jadi makin runyam maka sebaiknya kamu bisa memahaminya lebih dulu. Coba berikan perhatian terhadap apa yang ia alami sekarang ini dan tunjukkan jika kamu care dengannya.
Ungkapkan Perasaan Kamu
Ada kalanya pasangan yang pemarah juga harus tahu jika sikapnya membuat kamu merasa tidak nyaman. Nah, untuk itu tidak ada salahnya kamu mengungkapkan apa yang kamu rasakan dari sikap pemarahnya. Untuk menghindari konflik pastikan saat kamu menghadapinya kamu menggunakan bahasa yang mudah ia mengerti tanpa membuatnya jadi makin stres.
Bantu Dia Berpikir Realistis
Amarah adalah sebuah bentuk emosi yang negatif. Saat emosi itu muncul maka semua energi negatif pun akan membuatnya jadi tidak bisa berpikir jernih. Nah, untuk itu kamu harus bisa membantunya untuk bisa kembali berpikir realistis. Misalnya dengan mengungkapkan apa dampak yang bisa ditimbulkan dari rasa amarahnya. Tapi ingat jangan pernah mengancam untuk meninggalkannya. Ingatkan jika amarahnya justru akan merugikan dirinya sendiri.