Saya rasa semua orang tahu kalau konflik dalam sebuah hubungan itu bagaikan sayur tanpa garam. Konflik bisa menjadi bumbu penyedap dalam hubungan sekaligus dapat mempererat hubungan. Hanya saja tentu hal tersebut pun ada takarannya, kalau garamnya berlebihan bukan Cuma sayurnya yang jadi sangat asin tapi juga bisa merusak kesehatan.
Begitu pula kalau hubungan selalu dilanda konflik yang berkepanjangan. Bukannya membuat hubungan makin kuat, justru konflik sangat mungkin menyebabkan hubungan yang tidak sehat dan akhirnya berujung perpisahan.
Memang ada kalanya konflik tidak dapat dihindari, tapi konflik bisa diminimalisir agar tidak berkepanjangan dan hubungan pun berakhir. Bukannya Anda tidak ingin berpisah dari orang yang Anda cintai bukan? Nah, untuk itu Anda butuh cara agar konflik dalam hubungan tidak berkepanjangan. Saya punya beberapa cara yang mungkin bisa jadi masukan bagi Anda yang tengah merajut tali cinta.
Tekan Ego Masing-Masing
Dari beberapa kasus, putusnya seseorang ataupun perceraian beberapa pasangan itu terjadi karena mereka sendiri masih belum paham seperti apa sebuah hubungan itu.
Dimana-mana yang namanya hubungan itu bukan satu orang, itu berarti dalam hubungan Anda tidak bisa mengedepankan ego masing-masing. Entah itu saat Anda merasa benar apalagi kalau merasa salah. Pacaran atau berumah tangga, bukan sekedar sayang-sayangan atau manja-manjaan. Tapi bagaimana Anda menjalani hubungan dengan kebersamaan, saling berbagi, saling mendengarkan dan saling mengisi satu sama lain.
Komunikasikan Masalah dengan Pasangan
Saya sendiri sebenarnya kadang heran, kok ada ya orang pacaran yang notabene sudah saling dekat tapi masih jaim-jaiman? Apapun alasannya dalam sebuah hubungan itu harus ada komunikasi. Tapi bukan hanya mau didengar sendiri atau Cuma tahunya mendengarkan. Komunikasi dalam hubungan itu harus berjalan dua arah, apalagi saat konflik. Pastikan Anda mendengarkan keluhan pasangan dan pasangan juga mau mendengarkan keluhan Anda.
Cari Tahu Sumber Masalah
Komunikasi bukan sekedar menanyakan kabar atau seperti anak-anak alay “kamu dimana sayang? Udah makan blom sayang? Lagi sama siapa sayang? Ada cewek/cowok gak disitu?!”.
Tapi komunikasi itu saling mendengarkan, hal ini untuk menemukan dimana perbedaan antara Anda dan pasangan Anda yang menjadi sumber konflik. Saat Anda menemukannya Anda juga harus mengkomunikasikan pada pasangan Anda, agar dapat menemukan solusi bersama-sama. Tapi ingat jangan egois!
Diam dan Bicarakan Saat Situasi Sudah Dingin
Saat konflik umumnya tidak berbeda seperti yang ada di film-film sinetron. Saling berteriak, saling menjelek-jelekkan atau bahkan saling cakar-cakaran. Hehehe udah kayak anak kucing aja cakar-cakaran.
Itu terjadi karena saling egois, tidak mau berkomunikasi dan terjebak dengan suasana yang panas. Padahal sebenarnya saat masalah sudah memuncak, disinilah saat yang tepat untuk berdiam diri. Keheningan akan sangat membantu mendinginkan suasana saat semua tekanan darah memuncak di kepala. Saat kondisi sudah mulai tenang, barulah secara perlahan Anda bisa membicarakannya dengan pasangan. Saat-saat seperti ini akan memudahkan Anda menemukan solusi dari konflik Anda, tapi lagi-lagi jangan egois!