Saat baru saja putus cinta, pasti Anda masih merasa bahwa mantan kekasih adalah “milik Anda”. Tapi terkadang amarah membuat Anda mengintepretasikan rasa rindu ini menjadi hal yang benar-benar berbeda. Ada rasa benci dan keinginan untuk membuat mantan sakit hati. Tapi ketika amarah itu sudah reda, perlahan-lahan muncul keinginan untuk menghubungi mantan lebih dulu. Perasaan rindu dengan mantan pun perlahan mulai mendorong Anda untuk menghubunginya. Hanya saja, jempol Anda seakan tertahan oleh kata “gengsi” ketika akan menekan tombol call pada ponsel Anda.
Namun kemudian hal tersebut menjadi perdebatan pada hati dan pikiran Anda, apakah Anda harus duluan menghubunginya atau justru mengabaikan perasaan tersebut. Apakah Anda ingin mendapatkan mantan kembali atau tetap membiarkan hubungan putus ini selamanya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan
Menyembuhkan rasa sakit hati
Saat Anda baru saja putus, pasti Anda masih memiliki kebiasaan dan keinginan untuk menghubungai mantan kekasih. Namun ada baiknya jika terlebih dahulu Anda menyembuhkan rasa sakit hati yang Anda alami dengan cara tidak menghubunginya. Karena jika menghubunginya, Anda justru semakin tidak bisa move on dan terus berharap untuk kembali.
Anda bisa menghubunginya jika sudah move on
Jangan pernah menghubungi mantan jika Anda ingin kembali menjadi kekasihnya. Anda hanya boleh menghubunginya jika hanya ingin menjadi temannya. Karena jika Anda masih berharap untuk bisa kembali, terlebih lagi jika ternyata dia sudah berhasil mendapatkan kekasih baru, pasti Anda akan bertambah sakit hati.
Tidak menggunakan “masalah yang belum selesai” sebagai alasan
Saat sebuah hubungan sudah berakhir, it’s really over, yang artinya hubungan kekasih tersebut sudah tidak lagi memiliki masalah, terlepas dari baik atau buruknya akhir dari hubungan tersebut. Namun sebagian wanita menggunakan alasan “masih ada masalah” untuk bisa kembali menghubungi mantannya. Padahal saat seseorang sudah putus dan ingin benar-benar move on, maka tidak ada lagi yang namanya masalah.
Menyiapkan kata-kata yang akan digunakan
Ketika akan menghubungi mantan kekasih, pasti Anda akan merasa gemetaran, gugup dan takut. Oleh karena itu sebelum menghubunginya, ada baiknya jika Anda menyiapkan beberapa skenario yang bisa saja terjadi. Dengan menyiapkan hal seperti itu, maka Anda tidak akan berharap berlebihan. Kalaupun dia memberi balasan yang tidak sesuai dengan yang Anda inginkan, Anda tidak akan terlalu kecewa.
Dr. Lisa Turner, yang merupakan seorang psikolog, menjelaskan “kita sering berpikir negatif ketika mau menghubungi mantan kekasih. Daripada menjatuhkan diri dalam situasi yang menakutkan, sebaiknya Anda move on dan menghubungi teman lama, atau para sahabat yang menyenangkan.”