Satu fakta nyata yang tidak bisa di bantah oleh siapa pun adalah semua masalah romansa yang terjadi tidak hanya dialami oleh sejumlah pria-pria jomblo di luar sana tapi juga dialami oleh banyak wanita. Salah kejadian yang sekarang ini banyak menjadi pilihan wanita adalah keputusannya untuk tidak berpacaran. Hal tersebut mungkin terdengar aneh, tapi tentu Anda kerap mendengar seorang wanita memutuskan untuk jatuh cinta setelah menikah. Seperti itulah fakta yang kini banyak dilakukan wanita, mereka memutuskan untuk menikah tanpa cinta.
Nikah tanpa cinta memang sama sekali tidak salah, bahkan menikah tanpa cinta itu sudah terjadi sejak jaman dahulu. Dimana wanita dijodohkan dengan seorang pria yang dianggap bisa menjamin kehidupannya. Sekarang ini, di jaman yang sudah lebih maju beberapa wanita terpaksa memilih hal tersebut. Entah karena di jodohkan atau karena ia pernah mengalami masa lalu yang suram. Tak jarang, beberapa wanita memutuskan untuk tidak ingin lagi jatuh cinta karena sebelumnya pernah mengalami kekecewaan yang mendalam dengan kekasihnya terdahulu. Kecewa dan sakit hati yang seolah tak berujung seperti itu membuatnya menolak cinta dan memilih untuk jatuh cinta setelah menikah. Nah, ladies seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa keputusan tersebut memang sama sekali tidak salah. Tapi faktanya keputusan tersebut punya unsur yang bisa membahayakan kehidupan Anda sendiri.
Mungkin Anda tidak sadar bahwa bahaya nikah tanpa cinta itu justru bisa membawa masalah yang serius untuk kehidupan rumah tangga Anda ke depannya. Bukan bermaksud untuk meragukan keputusan Anda (apalagi jika itu keputusan orang tua) tapi sebaiknya Anda mempertimbangkan hal ini.
Menikah tanpa adanya perasaan cinta atau tanpa didasari cinta itu nyatanya lebih memiliki dampak yang berbahaya terhadap perselingkuhan. Mungkin Anda akan menolak, tapi faktanya tanpa perasaan cinta yang artinya pernikahan Anda dengan pria tersebut tidak didasari dengan perkenalan akan akan lebih menyulitkan Anda. Ayolah pernikahan tidak sesimpel pemikiran Anda, tidak hanya Anda melayani suami atau “melayani” di ranjang. Tapi pernikahan itu lebih membangun sebuah dinasti Anda sendiri, yang artinya tentu saja Anda harus punya kesamaan visi dan misi. Jika Anda hanya menikah dan menjalaninya hanya sesuai peran Anda maka bahaya utama yang akan terjadi adalah rumah tangga Anda jadi kurang bahkan tidak harmonis sama sekali. Pasalnya, fakta yang terjadi dalam pernikahan itu adalah pria juga membutuhkan wanita yang lebih dari sekedar melayani suami.
Anda tidak mengetahui seperti apa kehidupannya sebelum bersama Anda, Anda tidak mengetahui seperti sikap dia sebenarnya dan yang paling berbahaya adalah Anda tidak tahu bagaimana harus menyikapinya disaat-saat tertentu. Alhasil kehidupan Anda hanya akan berada dalam petengkaran. Saat ini terjadi godaan-godaan yang berbahaya diluar rumah tangga Anda akan sangat kuat. Nah, saat godan tersebut datang dan pasangan Anda tidak bisa mendapat kenyamanan maka bisa dipastikan dia akan mencari kesenangannya sendiri tanpa Anda! Memang cinta bisa terjalin dengan sendirinya tapi apakah Anda yakin hal tersebut akan terjadi pada Anda? Jika dia pria sejati berarti Anda beruntung tapi bagaimana Anda bisa mengetahui jika dia adalah pria sejati jika Anda sendiri tidak membangun cinta sejak awal?
Ladies, seperti apapun dorongan yang Anda rasakan saat memilih keputusan tersebut jauh lebih baik Anda lebih dulu membangun cinta Anda. Jika Anda pernah mengalami pengalaman pahit di kisah Anda sebelumnya bukan berarti hal tersebut akan terjadi pada kisah romansa Anda selanjutnya. Sejak kapan Anda bisa memprediksi masa depan Anda? Bukannya Anda tahu jika “jodoh itu ditangah tuhan”? Apakah kekecewaan Anda memang ditakdirkan untuk Anda? Ayolah, Anda memang makhluk yang emosional tapi memilih keputusan “pasrah” seperti itu bukan hal yang positif untuk diri Anda. Jangan ragu untuk buka hati Anda, yang penting Anda belajar dari kehidupan Anda di masa lalu. Lagi pula masih banyak pria sejati diluar sana! Tidak? Haruskah saya mengatakan “sejak kapan Anda menjadi tuhan?!” ehh.