" Terbang menuju dekade pertama,
tetap kuat tetap menjulang"

" Terbang menuju dekade pertama, tetap kuat tetap menjulang"

Faktor Dominan yang Menyebabkan Wanita Menjadi Korban Kekerasan

Pertengkaran yang berujung pada suatu tindakan kekerasan dalam suatu hubungan asmara seseorang tentu saja menandakan bahwa hubungan yang mereka jalani sudah tidak lagi berjalan secara sehat. Dapat Kita lihat bersama, dewasa ini sudah sangat sering sekali kita mendengar pemberitaan terhadap korban kekerasan baik oleh wanita yang berada dalam hubungan asmara ataupun dalam cakupan yang lain seperti tenaga kerja wanita atau TKW Indonesia yang kemudian menjadi korban kekerasan dinegara tujuan tempat mereka bekerja.

Tidak hanya kekerasan secara psikis dan seksual yang seringkali mewarnai kehidupan wanita, melainkan hingga kekerasan secara fisik yang bahkan berujung sampai hilangnya nyawa orang lain juga seringkali menjadi suatu kondisi yang dialami oleh kaum wanita.

Namun, Kita tentunya harus merasa terusik dan bertanya mengapa wanita lebih dominan menjadi korban kekerasan sebagaimana yang dimaksudkan di atas. Kekerasan yang dialami oleh wanita tidak hanya dialami pada saat mereka telah membina hubungan keluarga bersama suaminya, melainkan semakin berkembang dimana kekerasan pun seringkali mewarnai hubungan asmara seseorang bersama kekasihnya. Lantas mengapa sosok wanita lah yang mendominasi korban tindakan kekerasan oleh orang yang tidak bertanggungjawab?

Menurut Sri Nurhrwati yang merupakan Ketua Sub Komisi Pemulihan Komnas Perempuan ini pun memberikan pandangannya terhadap hal ini dengan mengutarakan, “Itu sebenarnya karena pola pendidikan kita tentang relasi perempuan dan laki-laki tidak setara, masih ada persimpangan. Budaya patriarki masih menguat,” urainya.

Pendangann di atas tentu mengantarka kita kedalam suatu pemahaman yang dikenal dengan budaya patriarki dimana kedudukan pria lebih diatas jika disandingkan dengan sosok wanita. Sehingga pria lebih indetik dapat lebih bersikap lebih berkuasa dibanding mereka kaum wanita.

Tidak hanya dari sisi budaya, pemahaman wanita yang masih lebih dominan memandang bahwa sosok pria dapat memberikan perlindungan dan rasa sayang kepada mereka, juga menjadi suatu pemahaman yang tidak cerdas dari wanita itu sendiri, sehingga disaat mereka menjalin suatu hubungan asmara mereka masih saja memilih bertahan dan beranggapan bahwa pasangannya dapat mengubah sikap kasar tersebut saat mereka telah berumah tangga.

Namun sebenarnya, disaat wanita bersikap seolah-olah menerima perlakuan kasar kekasihnya, maka tidak hanya secara psikis pelaku akan mendapatkan penguatan dari apa yang mereka perbuat, melainkan pasangan yang kasar pun akan semakin merasa berkuasa dalam hubungan asmara yang mereka jalin. Sehingga tidak heran disaat pasangan memilih untuk bertahan dalam kehidupan asmaranya bersama sang kekasih meskipun sudah diperlakukan secara kasar, perlakuan kasar si pria pun akan menjadijadi hingga nantinya akan menjadi suatu kebiasan.

“Situasi si korban menjadi rendah diri, ketakutan, rentan, tak berani bicara, posisi seperti inilah yang biasanya dengan mudah dimanfaatkan oleh pelaku yang tahu bahwa relasi dengan pasangannya ini relasi kuasa. Itu yg membuat kekerasan terus berlanjut,” paparnya.

Nurherwati pun mengutarakan pendapatnya, bahwa terjadinya tindak kekerasan dimana wanita yang menjadi korban tidak akan dipengaruhi oleh faktor budaya, pendidikan dan ekonomi saja yang melatarbelakangi terjadinya tindak kekerasan pada masa pacaran, melainkan pula masih sangat minimnya rasa ingin tahu wanita untuk mengenal lebih dekat tindak kekerasan itu sendiri. Sehingga hanya akan membuatnya berada dalam jalinan asmara yang ‘buta’. Sehingga tidak dipungkiri bahwa menanamkan dan memperkenalkan bentuk kekerasan sejak dini merupakan suatu hal yang perlu dan penting untuk dilakukan, terlebih bagi generasi penerus wanita.

“Hanya belajar dari pengalaman saja ya, belajar dari teman, lingkungan, bukan karena ekonomi kurang atau pendidikannya kurang. Tapi karena pendidikan sejak dini tidak dikenalkan kepada kekerasan pada perempuan dan relasi tak sehat,” tambah Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran itu.

Rosalina Verauli, M.Psi pun memberikan tanggapan yang serupa dari sisi psikologi, dimana black dating yang merupakan suatu istilah bahwa suatu hubungan asmara yang tidak sehat sudah mewarnai kehidupan asmara seseorang bersama kekasihnya sangatlah rentan terjadi dalam hubungan asmara remaja saat ini. Meskipun marak, masih saja penindakan dan penanganan terhadap pelaku tindak kekerasan masih belum saja dapat menciptakan efek jera yang efektif. Ia pun mengutarakan bahwa alasan yang membuat wanita masih sering menjadi korban kekerasan kekasihnya sendiri dikarenakan korban sendiri merasa canggung dan malu untuk menceritakan hubungan asmaranya yang sudah berjalan tidak sehat kepad orang terdekatnya. Malu membuat mayoritas korban secara tidak langsung akan membuat sikap pasangannya semakin menjadi-jadi dan akan menjadi suatu kebiasaan yang akan berulang.

Dengan demikian, sebaiknya Anda sebaik kaum wanita dapat lebih sadar dan selalu bersikap terbuka dalam hubungan asmara yang Anda jalin bersama sang kekasih. Disaat Anda bersikap pasif saat mengahadapi kondisi demikian, maka tindakan Anda jelas hanya akan membuat Anda merasa tersakiti baik secara mental dan fisik. Oleh karena itu, menganali bentuk kekerasan dan mencocokkannya dalam sikap dan perlakuan kekasih pada Anda, dapat menjadi suatu upaya self defence bagi diri Anda sendiri dalam kehidupan asmara Anda.

Maukah Anda berada dalam hubungan asmara yang tidak sehat dan tidak memiliki masa depan? Tentunya tidak bukan! Maka baiknya Anda dapat bersikap secara tegas pada setiap tindakan aataupun perlakuan yang kasar yang dilakukan kekasih pada diri Anda.

@RitaManggulu
@RitaManggulu
Cewek sederhana dengan 3 hobi: menulis, masak dan main bareng Lil' Tomi. Semua tulisan ini adalah bukti bahwa keinginan tulus berbagi tidak dapat dipatahkan oleh keterbatasan jarak maupun waktu. XoXo

More from author

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel terkait

Advertismentspot_img

Artikel terbaru

Cara Menghadapi Kekasih yang Kerap Berbuat Kasar

Pertengkaran yang berujung perlakuan kasar yang kerap dilakukan oleh sang kekasih, tidak membuat pasangan mereka mengambil keputusan untuk mengkahiri jalinan cinta diantara kedua, melainkan...

Cara Membuat Puisi yang Romantis

Puisi adalah salah satu cara klasik namun sakti dalam menggombal seorang wanita. Gombal memang terkesan lebay. Tapi terkadang, ada bentuk-bentuk kelebay-an yang diperlukan dan...

Cara Klasik & Asyik Mendapatkan Pacar

Manusia dicpitakan berpasang-pasangan merupakan suatu ketentuan yang tidak dapat dihindari. Entah itu pasangan lawan jenis ataupun sebaliknya, pada intinya setiap manusia pastilah memiliki seorang...