Dalam sesuatu hubungan yang Anda jalani dengan kekasih, Anda tentunya sudah mengalami berbagai bentuk ujian dan cobaan. Cobaan ataupun ujian sendiri kadang kala bisa dilalui dengan baik ataupun sebaliknya dapat berimbas pada berakhirnya suatu hubungan asmara Anda dengan si dia. Tentunya hal tersebut merupakan fase kritis dari suatu hubungan asmara. Rasa galau, rasa bimbang dan ragu akan menjadi suatu konsentrasi tertentu dalam pikiran Anda, apak Anda masih sanggup menjalani kisah asmara Anda dengan kekasih Anda dengan memilih mempertahankan hubungan asmara Anda, ataupun malah sebaliknya dengan memilih untuk mengakhiri hubungan asmara Anda karena Anda merasa sudah tidak dapat mempertahankannya lagi dengan si dia. Melanjutkan hubungan asmara atau mengakhiri tidak seperti membalikkan telapak tangan. Sikap ragu dan bimbang akan meneruskan hubungan atau mengakhirinya, tentunya membutuhkan suatu proses pemikiran yang matang dan pertimbangan yang cukup rumit. Hal tersebut tentunya menjadi tugas kita untuk mengetahui pertimbangan seperti apa yang baiknya kita lakukan. Terdapat empat hal yang baiknya Anda lakukan untuk bisa mempertimbangkan hubungan Anda cukup sampai disini ataupun masih bisa dilanjutkan dengan bertanya diri Anda sendiri terlebih dahulu, seperti dirangkum She Knows, antara lain :
1. Apakah dia meminta maaf ?
Permasalahan dalam suatu hubungan tentunya diawali oleh dari salah satu pasangan. Hal inilah yang dapat memicu perselisihan dan pertengkaran dalam hubungan asmara Anda. Ketika kekacauan hubungan disebabkan olehnya, maka untuk memperbaikinya tentu harus dari niat baik kekasih. Jadi, ketika si dia tidak merasa menyesal dan belum meminta maaf, sebaiknya Anda pikirkan lebih lanjut. Tidak hanya memikirkan sikapnya, tapi pikirkan juga apakah Anda memiliki kesalahan padanya hingga dia berlaku seperti itu? Hal di atas tersebut, tentunya dapat menjadi acuan dasar bagi Anda untuk mempertimbangakannya dalam mengambil keputusan nantinya.
2. Apakah dia bertanggungjawab ?
Segala bentuk ucapan yang tidak diikuti dengan tindakan akan hanya menjadi suatu bulan besar. Meminta maaf merupakan keharusan, tapi dia juga perlu mempertanggung jawabkan tindakannya. Bukan berarti ia hanya mengatakan penyesalan dan permintaan maafnya. Si dia juga harus mengakui atas tindakannya. Mengakui kesalahan merupakan sikap gentle yang perlu Anda lihat dari seorang pria. Jadi, apakah dia sudah mengakui kesalahannya dan mau bertanggung jawab? Bertanggungjawab atas perbuatan merupakan hal penting leh karena sejak dini Anda bisa melihat bagaimana watak bertanggung jawab atas diri Anda kelak.
3. Apakah dia mengerti mengapa Anda marah ?
Sikap marah adalah ekspresi yang wajar dalam sautu hubungan sejauh masih dalam tatanan sewajarnya. Meminta maaf tapi hanya sekedar di bibir saja dan tidak memahami mengapa Anda marah, juga bukan sebuah solusi. Dia harus benar-benar tahu kesalahannya dan mengapa Anda menjadi marah padanya. Ingat, ketika dia hanya berkata-kata manis dengan mencoba untuk mencium Anda dan gerak-gerik yang mengarah tindakan seksual, percayalah dia tidak benar-benar menyesali sikapnya dan Anda akan tersakiti lagi di lain waktu. Jika Anda adalah pasangan yang baik, Anda tentunya bisa mengetahui sikap bagaimana yang harus Anda lakukan agar ia tahu bahwa Anda marah kepadanya.
4. Apakah Anda masih mencintainya?
Pertanyaan seperti ini merupakan hal terpenting dalam melakukan pertimbangan yang nanti berbuah keputusan yang kelak Anda ambil. Ini adalah pertanyaan utama yang Anda perlu tanyakan pada diri sendiri, sebelum mengambil keputusan untuk memberikan kesempatan kedua. Jika jawabannya adalah ‘Ya’, Anda bisa mencari cara untuk membangun kembali kepercayaan. Jika jawabannya ‘Tidak’, maka Anda mengetahui, inilah titik dimana Anda harus melepaskannya tanpa perlu takut akan kesendirian. Terkadang bagi sebagian wanita, kesendirian menjadi ketakutan tersendiri. Tapi sadarilah menjadi single lebih baik dibanding mempertahankan hubungan yang buruk dan tidak sehat. Lama tidaknya suatu hubungan tidak menjadi alat ukur kualitas hubungan yang baik dengan seseorang melainkan dengan bagaimana Anda bersama pasangan Anda dapat menyelesaikan suatu masalah misalnya, hal tersebut merupakan suatu bentuk cinta yang memiliki respon antara Anda dengan si dia.
Fenomena saat pacaran orangnya baik, tapi saat nikah orangnya galak n tidak romantis kayak saat pacaran… itu ada penjelasannya ga ya?