~ Sebuah renungan tentang pernikahan ~
Mengapa orang menikah?
Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia? Apakah karena jatuh cinta? Faktanya bukan!
Pasti heran kan? kok rumah tangga yang bahagia itu bukan karena cinta? Entah Anda sadar atau tidak, sebenarnya jatuh cinta itu perkara mudah. Anda tidak butuh waktu lama untuk jatuh cinta, pernah kan Anda melihat satu sosok wanita/pria yang begitu menarik di mata Anda yang membuat Anda jadi begitu penasaran untuk terus melihatnya. Atau bahkan Anda jadi membayangkan bisa menjalin hubungan dengannya.

Nah pertanyaannya apakah itu bisa membuat hubungan Anda bertahan lama dan bahagia? Bagaimana jika Anda melihat yang lebih menarik lagi? tentu Anda jatuh cinta lagi bukan?
Jadi rumah tangga yang bahagia itu bukan karena jatuh cinta tapi karena mereka yang telah menikah terus membangun cinta terhadap pasangannya masing-masing.
Mengapa Kita Begitu Mudah Jatuh Cinta?
Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yg bisa ditutupi lagi. Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap…
Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta. Jatuh cinta dalam keadaan menyukai. Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel. Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama-sama mencari solusi yg dapat diterima semua pihak. Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah seks…
Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut. Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.
Apakah kondisi ini bisa diperbaiki? Tentu saja bisa, saat masing-masing mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup.
Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan? Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.
Nah, jadikan itu sebagai rengungan untuk meningkatkan kepribadian Anda. Mau punya teman hidup? Jatuh cintalah. Tetapi sesudah itu bangunlah cinta sejati Anda.