5. Hormon Testosteron Adalah Unsur Teroenting untuk Meningkatkan Libido
Hormon testosteron memanglah memiliki peran penting untuk membangkitkan libido pria dan wanita untuk memulai aktifitas seks. Meskipun demikian, terdapat pula sebenarnya hormon lain yang juga menunjang libido seseorang untuk mewujukan aktifitas seks yang menggairahkan. Sebagaimana yang yang dikutip dari Times of India mengatakan bahwa sebenarnya hormon estrogen dan hormon testosteron sama-sama memiliki peran penting untuk membangkitkan libido seseorang.
Sehingga hal demikian menunjukkan, hormon testosteron bukanlah satu-satunya hormon yang dapat menunjang gairah seseorang untuk melakukan aktifitas seks yang maksimal bersama pasangannya.
6. Usia Lanjut Seks Tidak Lagi Menjadi Aktifitas yang Penting
Terdapat pula sebuah mitos seks yang juga diyakini oleh kebanyakan pasangan yaitu seks tidak lagi menjadi aktifitas yang penting saat seseorang bersama pasangannya sudah menginjak usia yang lanjut. Namun sebenarnya, seks merupakan suatu aktifitas yang penting saat seseorang sudah menginjak usia yang lama pada hubungan perkawinan yang dilakukannya bersama pasangan sebagaimana yang diutarakan oleh salah seorang Seksolog. Dr Barry Buffman, yang kemudian dilansir dalam The Fox News.
Meskipun secara kuantitas dan kualitas tidak lagi sama dengan intensitas seseorang bersama pasangannya melakukan aktifitas seks saat masih berusia muda, aktifitas seks tetaplah menjadi aktifitas yang penting untuk mengharmoniskan pasangan.
Oleh karena itu, selain memandang bahwa aktifitas seks tetaplah menjadi suatu aktifitas yang penting meskip pasangan sudah menginjak usia dini, dibutuhkan penyesuaian bagi pasangan untuk menciptakan kondisi yang nyaman saat bercinta, sehingga tidak menimbulkan resiko buruk saat pasangan yang sudah berusia dini melakukan aktifitas seks. Mengkonsultasikan kepada para ahli menjadi saran Buffman bagi pasangan lanjut usia yang masih memiliki keinginan untuk bercinta dengan pasangannya.
7. Ukuran Mr. Happy Memiliki Pengaruh pada Kenikmatan Bercinta
Terdapat mitos seputar kehidupan seks seseorang yang dimana pasangan meyakini bahwa ukuran besar dan panjang Mr.Happy menjadi tolak ukur pasangan wanita mendapatkan kenikmatan seks yang lebih saat pasangannya melakukan penetrasi. Namun sebenarnya, Buffman pun mengutarakan bahwa mitos seperti uyang diutarakan di atas sifatnya hanya relatif dan tidak mutlak. Buffman pun mengutarakan bahwa yang terpenting pada saat seseorang melakukan aktifitas seks bersama pasangannya/ bercinta adalah dengan saling mengenal area/ spot sensitif tubuh diri sendiri dan pasangan.
Sehingga saat Anda dan pasangan sudah sama-sama mengenal area yang dapat membangkitkan gairah seks Anda dan pasangan, tentu aktifitas seks Anda pun akan menjadi jauh lebih nikmat. Anda dan pasangan pun lebih mengetahui aks foreplay ataupun posisi bercinta mana yang ideal untuk Anda lakukan untuk mencapai sensasi seks yang dapat membuat Anda dan pasangan mendapatkan kepuasan satu sama lain.
8. Pria Memiliki Nafsu Seks yang Lebih Besar daripada Wanita
Mitos lain seputar kehidupan seks yang juga banyak diyakini adalah mitos yang mengutarakan bahwa nafsu seks kaum pria lebih besar daripada nafsu seks kaum wanita. Sebenarnya mitos seperti ini sifatnya relatif dan tidak selamanya benar. Libido antara pria dan wanta sebenarnya memiliki kedudukan dan posisi yang seimbang, sehingga baik pria dan wanita sama-sama berpotensi memiliki keinginan dan gairah seks yang tinggi.
Demikian pula sebaliknya, kaum pria juga berpotensi sangat tidak mood yang tentu dikarenakan alasan tertentu. Terdapat beberapa alasan yang dapat membuat pria menjadi tidak mood dan tidak bergairah pada aktifitas seks yakni disaat dirinya berada dalam kondisi frustasi, stress, lelah ataupun depresi. Penyakit yang tergolong parah seperti jantuh, diabetes, kolestrol juga dapat membuat hormon penunjang libido seperti hormon testosteron dan estrogen menjadi menurun.
9. Orgasme Menjadi Tanda Pasti Kepuasan Seks Seseorang Saat Bercinta
Mencapai titik klimaks atau orgasme merupakan suatu kondisi yang ideal dan menjadi tujuan pada sebagian besar pasangan dari aktifitas seks yang dilakukannya. Meskipun demikian, orgasme sebenarnya bukan menjadi satu-satunya tolak ukur seseorang apakah mereka telah mendapatkan kepuasan pada aktiftas seks yang dilakukannya dengan pasangannya.
Wanita bukanlah sosok yang memandang penting arti dari sebuah orgasme pada aktifitas seks yang dilakukannya. Oleh karena, wanita sebenarnya tidak harus terlalu memikirkan orgasme pada saat pasangan mereka melakukan penetrasi, melainkan wanita akan merasa lebih puas pada saat pasangan mereka melakukan foreplay sebelum bercinta. Sehingga orgasme bukanlah satu-satunya penentu bagi kaum wanita apak ia merasa puas pada aktifitas seks yang dilakukannya.