“Diperlukan lebih dari sekedar cinta untuk mempertahankan pernikahan Anda.“
Pikiran kita mungkin selama ini sudah dipenuhi dengan angan-angan tentang dongeng di mana setiap tokoh utamanya akhirnya menikah dan hidup berbahagia sampai akhir hayat mereka. Lantas apakah itu akan terjadi di kehidupan nyata?
Waktu kecil dulu sih kita mungkin mikirnya emang kayak gitu, tapi saat kita tumbuh dewasa, kita akhirnya sadar bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar cinta untuk bisa memiliki pernikahan yang bahagia. Masalah pernikahan bisa muncul kapan saja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan pernikahan, antara lain usia Anda dan pasangan, hubungan di masa lalu, anak, keluarga dan orang tua, uang atau harta dan beberapa faktor lainnya. Apa saja? berikut 9 faktor yang mungkin menyebabkan perceraian.
Faktor Usia
Sekelompok peneliti dari Australia telah meneliti tentang pengaruh selisih usia suami – istri. Mereka menemukan bahwa pasangan dengan perbedaan usia yang jauh memiliki kemungkinan lebih besar untuk bercerai. Tampaknya konsep di mana perempuan lebih senang menikah dengan laki-laki yang jauh lebih tua sudah tidak berlaku lagi. Selain itu, penelitian di beberapa negara lainnya juga menunjukkan bahwa pasangan yang menikah pada usia yang sangat muda juga banyak yang mengalami kesulitan untuk mempertahankan pernikahan mereka.
Kehidupan Masa Lalu
Ada pepatah yang mengatakan, “yang lalu biarlah berlalu”. Tapi dalam pernikahan, masa lalu anda berperan sangat penting. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang pernah menikah lebih dari satu kali memiliki kemungkinan 90% untuk bercerai daripada pasangan yang menikah untuk pertama kalinya. Hal ini juga berlaku untuk pasangan yang sebelumnya pernah menikah dan pasangan yang memiliki anak sebelum menikah. Hasil penelitian bahkan menunjukkan bahwa 20% pasangan yang memiliki anak sebelum menikah (baik dari partner yang berbeda atau partner yang sama) akhirnya bercerai. Adapun pasangan yang tidak memiliki anak sebelumnya hanya 9% yang akhirnya bercerai.
Perhatikan kemungkinannya: 20%! Ini berarti, untuk setiap seratus pasangan, 20 dari mereka mengalami masalah pernikahan hanya karena anak-anak. Tapi apakah masalahnya murni karena kehadiran anak? Atau hanya karena ego masing-masing? Karena hal-hal sepele pun bisa menjadi faktor yang merusak pernikahan. Percayakah anda bahwa hobi menonton pertandingan sepak bola atau bermain game komputer dapat menyebabkan orang bercerai? Anda mungkin tidak percaya, tapi itu mungkin terjadi, dan bahkan sering terjadi.
Pengaruh Orangtua
Secara psikologis, orang tua kita dan pasangan juga memainkan peranan penting karena kebanyakan dari kita, disadari atau tidak menjadikan orang tua kita sebagai panutan. Orang dengan keluarga yang berantakan nyatanya lebih sering mengalami masalah dengan pernikahan mereka sendiri dibandingkan dengan mereka yang orang tuanya hidup harmonis.
Kesibukan
Jaman sekarang memang ideologi “istri tugasnya di rumah ngurus anak” sudah mulai terkikis. Yang mana sudah banyak istri yang juga sibuk mengejar karir. Hal ini tentu sangat bisa diwajarkan demi kehidupan yang lebih baik. Kan kalau sama-sama kerja berarti pemasukan pun dua kali lebih besar bukan? Tapi disisi lain hal ini pula bisa jadi faktor yang mungkin menyebabkan perceraian.
Sudah bukan rahasia lagi kalau sama-sama sibuk bisa mengikis intensitas pertemuan, belum lagi kesibukan yang bisa menguras tenaga. Ya Anda pasti sudah tahu kan kalau capek itu bisa membuat yang tadinya A jadi B, seperti yang tadinya Cuma nanya “seharian ini sibuk apa Pa?” tapi karena capek bisa membuat kita jadi lebih emosi. Kalau sudah begini pertengkaran pun tidak dapat terelakkan. Ujung-ujungnya bisa cerai kalau sama-sama bertahan dengan ego masing-masing.
Komunikasi yang Buruk
Anda dan semua pasangan pastinya sudah tahu betul kalau komunikasi itu adalah salah satu pondasi dalam sebuah hubungan, apalagi pernikahan. Jadi sudah cukup jelas jika komunikasi yang tidak berjalan dengan baik bisa menyebabkan perceraian. Seperti apa sih komunikasi yang buruk itu?
Komunikasi yang buruk itu adalah komunikasi yang berjalan Cuma satu arah. Misalnya saat kita berbicara pasangan justru cuek dan tidak mau mendengarkan, hal ini tentu bisa menyebabkan pertengkaran apalagi kalau salah satu pihak jadi terbawa emosi lantaran karena kelelahan dengan kesibukannya.
Hubungan yang Membosankan
Menikah itu bukan hanya sekedar bukti keseriusan dan pernikahan itu gak Cuma modal cinta, kenapa? karena yang namanya pernikahan itu adalah ikatan hubungan yang akan terus bersama sampai akhir hayat.
Sebagian dari Anda mungkin melihatnya sebagai cinta sejati, memang benar tapi Anda pun harus sadar kalau “hubungan bersama sampai akhir hayat” itu punya banyak potensi pertengkaran. Dan salah satu penyebab yang paling sering adalah rasa bosan.
Kasarnya nih ya, pernikahan itu ibarat setiap hari Anda makan indomie goreng. Meski mungkin Anda menikmatinya tapi ada kalanya Anda pun jadi eneg alias bosan. Sama halnya dalam pernikahan, jika tidak diselingi dengan momen romantis yang bervariatif maka hubungan pun bisa membosankan. Lama-lama mulai sering bertengkar, saling ngambek dan dapat berujung dengan perceraian.
Orang Ketiga
Faktor yang satu ini pastinya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena semua pasti setuju kalau yang namanya orang ketiga dalam sebuah pernikahan tentu akan memicu perceraian.
Perbedaan Prinsip
Masa PDKT dan masa pacaran itu beda, sama halnya masa pacaran dengan masa berumah tangga. Seperti kata kebanyakan orang, biasanya kalau masih pacaran itu masih sama-sama jaim tapi kalau sudah menikah baru deh kelihatan belangnya. Bukan Cuma dari sekedar kebiasaan buruk tapi juga dari sifat sampai prinsip-prinsip hidup. Ada yang pengennya sederhana tapi ada yang pengennya lebih teratur, disiplin sampai yang kayak kanebo kering. Semua perbedaan seperti ini bisa jadi faktor yang menyebabkan perceraian.
Kalau dipikir-pikir sih kayak artis aja ya? yang kalau cerai ngakunya karena perbedaan prinsip, tapi sebulan cerai eh udah nikah sama orang lain. Itu cerai karena perbedaan prinsip atau karena selingkuh?
Faktor Materi Alias Uang atau Pendapatan
Faktor terakhir adalah uang atau harta. Kita semua tahu bahwa orang bisa saling membunuh untuk uang. Tak heran, uang menjadi adalah salah satu penyebab utama perceraian. Data statistik suatu negara Asia menunjukkan bahwa sekitar 70 sampai 80% kasus perceraian disebabkan oleh kurangnya tanggung jawab secara finansial baik oleh keduanya atau salah satu partner.
Mungkin kita harus menyediakan waktu untuk mengevaluasi diri kita sendiri. Kita semua pasti ingin memiliki pernikahan yang bahagia selamanya. Tapi ingat, tidak ada orang yang sempurna, termasuk diri kita sendiri. Pernikahan memang tidak mudah, tapi patut diperjuangkan. Semua kembali kepada Anda dan pasangan Anda.