Sebagian dari Anda para wanita mungkin melihat sosok lawan jenis Anda yang bernama pria, itu seperti ini:
“Semua Pria Sama Saja! Tidak Setia”
“Yang Namanya Pria itu Maunya Cuma Senang-Senang Saja!”
“Semua Pria Berengsek!”
Atau semua umpatan, caci maki sampai hujatan-hujatan klasik yang tidak ada hentinya. Apakah Anda seperti itu? Jika ya itu berarti Anda belum mengenal pria dengan baik.Apa yang Anda ungkapkan tersebut hanyalah sebagai ekspresi kekecewaan Anda bukan karena Anda memahami tingkah laku pria.
Secara biologis, kaum pria berbeda dengan kaum wanita. Tapi tampaknya, masih banyak wanita yang tidak bisa memahami tingkah laku pasangannya. Perbedaan biologis ini di satu sisi bisa membuat pria dan wanita saling tertarik satu sama lain, namun di sisi lain bisa memisahkan pria dan wanita yang sebelumnya bersatu.
Bedanya Perilaku Pria dan Wanita dari Segi Hormon
Secara hormonal, pria memiliki hormon yang cara kerjanya sangat berlawanan dengan hormon wanita. Hal yang bisa memicu stres pada seorang wanita dapat menjadi hal yang sangat menenangkan untuk pria dan begitu sebaliknya.
Contohnya adalah kadar hormon testosteron pria. Ketika seorang pria sedang stres, ia akan sengaja mencari kegiatan yang akan meningkatkan kadar testosteronnya. Misalnya dengan menonton acara TV yang membuat otaknya masuk ke mode “pemecahan masalah”, atau dengan memperbaiki barang elektronik yang rusak, dan lain-lain. Ketika kadar testosteronnya meningkat, kadar stresnya akan berkurang dan ia akan merasa lebih bahagia.
Sebaliknya, kaum wanita malah akan merasa jauh lebih stres ketika kadar hormon testosteron mereka meningkat. Akibatnya, mereka tidak bisa selalu memahami tingkah laku pria atau keinginan pria untuk melakukan hal-hal yang mereka lakukan.
Contoh lain dari betapa banyaknya wanita yang tidak bisa memahami tingkah laku wanita adalah ketika rasa cinta dan kasih sayang mulai memudar dari hubungan mereka. Si pria mungkin menjadi sosok yang penuh kasih sayang di awal hubungan, tetapi sekarang ia tampaknya hanya ingin menyentuh wanita yang menjadi pasangannya ketika ia ingin berhubungan intim.
Jika kita meninjau kembali tentang cara kerja hormon testosteron pada kaum pria, Anda akan memahami bahwa di awal hubungan, para pria sedang sepenuhnya berada dalam mode “pemecahan masalah”. Dia sedang bekerja keras untuk membuat Anda jatuh cinta kepadanya.
Tentu saja, setelah ia berhasil mengatasi masalah tersebut, dia akan mencari masalah lain untuk diselesaikan. Masalah lain tersebut bisa jadi mendapatkan promosi di kantor sehingga pendapatannya bisa meningkat, atau mencari cara lain untuk membayar cicilan, atau sekedar memperbaiki atap yang bocor.
Untuk kaum pria, bisa menjadi seorang “penyedia” yang baik bagi wanita yang dicintainya akan memicu peningkatan kadar hormon testosteron dalam tubuhnya, yang akan menurunkan kadar stresnya dan membuatnya lebih bahagia.
Jika setelah membaca tulisan di atas Anda belum juga bisa memahami tingkah laku pacar atau suami Anda, tidak apa-apa kok… Toh mereka juga sering tidak bisa memahami tingkah laku Anda.