Pertengkaran tentu menjadi suatu kondisi yang akan dihadapi pasangan dalam hubungan asmara yang mereka jalin diantara keduanya. Pada dasarnya, jika pasangan dapat memaknai pertengkaran secara postif, tentu dengan keberadaan masalah tersebut mereka dapat menyelesaikannya dengan cara yang baik dan juga dengan hadirnya masalah dalam kehidupan asmara mereka, masing-masing pasangan nantinya dapat mengetahui dengan baik segala hal yang dikehendaki pasangan dalam hubungan asmaranya tersebut.
Dengan demikian pada kondisi ini, tentu disaat Anda dan kekasih menghadapi suatu permasalahan, kecil ataupun besar. Maka Anda pun dapat mencari jalan keluar yang terbaik dalam menyelesaikannya. Namun, tidak semua pasangan dapat menyelesaikan dengan baik permasalahan yang timbul dalam kehidupan asmaranya bersama sang kekasih. Malahan, pertengakran yang terjadi dalam kehidupan asmara seringkali dinodai dengan suatu sikap kasar dan tindak kekerasan didalamnya.
Jelas pada kondisi demikian demikian menunjukkan, bahwa hubungan asmara yang sudah sering diisi dengan aktifitas kekrasan secara fisik terhadap pasangan tentu saja sudah dapat dipandang bahwa keduanya sudah berada dalam jalinan asmara yang tidak sehat.
Pertanyaan yang muncul kemudian, tentu saja masalah atau hal seperti apa saja yang membuat pasangan menjadi berani untuk bersikap kasar pada kekasihnya. Ternyata sikap yang tempramen dan emosi bukan menjadi penyebab utama sehingga pasangan tega untuk bersikap kasar kepada kekaishnya, melainkan hal utama yang menyebabkan sikap demikian yaitu dimana salah satu pasangan menunjukkan posisi yang lemah dalam kehidupan asmara yang mereka jalin.
Kasandra Putranto yang merupakan salah seorang Psikolog Klinis dan Forensik pun mengutarakan bahwa, “Seseorang melakukan kekerasan karena adanya sebuah distribusi kekuatan yang tak seimbang. Kekuatan ini bisa artinya kekuatan fisik. Misalnya yang laki-laki kuat perempuan lemah,” papar Psikolog Lulusan Universitas Indonesia itu.
Hal yang lain yang juga dapat menjadi pemicu pasangan secara tega bersikap kasar kepada kekasihnya sendiri dikarenakan kekuatan secara finansial yang dimiliki oleh salah satu pasangan. Maka dalam hal ini, disaat pasangan memiliki kematangan dalam keuangannya sehingga membuat kekasihnya sangat menggantungkan hidup pada hal tersebut. Maka kondisi demikianlah yang membuat pasangan cenderung menilai kekasihnya lebih rendah kedudukan bila dibandingkan dengan dirinya.
Jika sang kekasih memiliki penghasilan lebih besar sedangkan Anda memiliki penghasilan yang jauh lebih sedikit, tentu Anda pun sudah berpotensi menjadi korban kekerasan dari kekasih Anda sendiri, terlebih ia memiliki sifat yang egois dan tempramental. Hal demikian tidak hanya membuat Anda berpotensi menjadi korban kekerasan fisik semata, melainkan pula menjadi korban kekerasan secara verbal dimungkinkan pula Anda alami dalam kehidupan asmara Anda bersama sang kekasih.
“Ketika seseorang punya jabatan, kekuatan, finansial yang lebih tinggi dari pasangannya, dia bisa memanipulasi kekuasaan itu sehingga terjadi kekerasan dalam hubungan. Dia punya sesuatu yang lebih besar dari yang lain sehingga merasa berkuasa,” ujarnya.
Hal lainnya yang memungkinkan pasangan bersikap kasar pada kekasihnya sendiri dapat pula dikarenakan dengan karakter bawaan yang ia miliki ataupun alami dalam kehidupannya sehari-hari. Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini pun memberikan pandangan pada kondisi ini, dimana apabila seseorang memiliki watak dan karakter yang keras dikarenakan sifat bawaan dari orang tuanya, sehingga membuatnya terdidik dengan suatu kebiasaan dan watak yang keras dan bersifat otoriter. Maka kondisi demikian pun dapat menjadi suatu suatu pemahaman yang kemudian akan berkelanjutan dalam kehidupan yang ia jalani nantinya, baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam kehidupan asmaranya bersama sang kekasih.
“Anak itu tidak diajarkan untuk memberi kasih sayang kepada orang lain. Tidak ada cinta. Sehingga menyebabkan anak berpotensi menjadi pelaku kekerasan,” ungkapnya.
Disaat seseorang telah mengenal berbagai jenis barang-barang terlarang seperti minuman beralkohol dan narkoba sebelum menjalin suatu hubungan istimewa bersama seorang wanita. Sehingga disaat kebiasaan buruk demikian masih terbawa dalam kehidupan asmaranya bersama sang kekasih, maka dapat dimungkinkan sikap kasar pun dapat menjadi suatu bentuk sikap yang nantinya akan ditujukan pada kekasihnya dibawah perngaruh barang yang sifatnya negatif itu sendiri.
Hal yang sebaiknya dapat Anda sadari bahwa menerapkan pola didik yang sifatnya otoriter hanya dapat membawa pengaruh yang buruk baik bagi diri Anda sendiri maupun pada generasi Anda selanjutnya. Oleh karena itu, pola didik dalam lingkungan terdekat tentunya dapat membentuk suatu kepribadian, baik yang sifatnya buruk ataupun baik. Disaat Anda menanamkan dengan baik pemahaman akan rasa toleransi, sikap yang ramah, dan sopan santun, tentu Anda dan generasi Anda pun dapat terhindar menjadi pelaku ataupun korban kekerasan dari pasangan Anda ataupun kehidupan genarsi Anda nantinya. Sehingga, peran keluarga dalam membentuk watak dan good personality sangat dibutuhkan dalam menciptakan suatu pola interaksi yang lebih baik nantinya, baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam kehidupan asmara Anda nantinya.
