3. Orang yang Tidak Punya Pegangan Materil
Poin ini tidak menyarankan kamu untuk jadi mahkluk matrealistis dalam memilih jodoh. Poin ini cuma menyarankan kamu untuk jadi mahkluk realistis yang setidaknya bisa mengakui bahwa cinta itu tidak bisa dikunyah dan juga tidak bisa ditukarkan dengan beras. Untuk bertahan hidup nantinya kamu butuh kekuatan finansial. Makanya, realistislah seseorang yang memilih jodoh juga berdasarkan pegangan materil pasangannya.
Ingat loh ya, pegangan materil. Jangan samakan pegangan materil dengan harta milik ortu si doi. Kalau kamu memilih pasangan berdasarkan siapa Bapaknya, itu memang matre namanya. Tapi pegangan materil yang saya maksud bisa bermakna luas. Pekerjaan yang berpotensi baik adalah salah satu pegangan materil. Kalau pacar kamu punya pekerjaan dengan jenjang karir yang menjanjikan, itu sudah jadi pegangan materil sebenarnya. Walaupun saat ini pacar kamu masih OB…
Bahkan, potensi diri pacar kamu juga bisa dianggap pegangan materil. Misalnya, pacar kamu adalah orang jenius di bidangnya yang berhasil dapat beasiswa kesana kemari. Ini bisa dianggap pegangan materil karena kemungkinan besar masa depan finansial kamu bakal cemerlang kedepannya. Kecuali si doi kena struk dua bulan setelah married ya…
Tapi intinya, pegangan materil tidak selalu berarti harta yang dimiliki pasangan kamu sekarang ini. Karena sebanyak-banyaknya harta dia, toh bisa tetap habis kalau gak pernah ada pemasukan. Pegangan materil adalah potensi si doi untuk bisa jadi tulang punggung finansial nantinya. Secara tidak langsung, kamu juga sudah sekaligus memilih calon jodoh yang pekerja keras dan berdedikasi tinggi.
Jangan habiskan hidup kamu dengan pacar yang gak punya pegangan materil sama sekali. Tampang yang oke doang tidak akan bisa bikin kamu kenyang. Dan jangan juga percaya bahwa “cinta dapat merubah orang”, karena pada kebanyakan kasus, cowok yang pemalas akan tetap jadi cowok pemalas bahkan setelah menikah.