Saya yakin sebagian besar Anda pasti sudah pernah bepergian lintas pulau dengan kapal laut. Saya setuju kalau ada yang bilang bahwa lautan lepas adalah tempat yang menyeramkan, bahkan sedikit lebih menyeramkan daripada wc umum terminal bus. Berada di lautan lepas pada siang hari adalah sesuatu yang menyenangkan memang. Saat kita tahu semua orang sedang membanting tulang belakang mencari uang, kita sedang menikmati udara segar dan birunya laut sejauh mata memandang.
Tapi pernahkan Anda berada di dek kapal pada malam hari? Ketika birunya laut berubah menjadi kegelapan pekat sejauh mata memandang? Monster-monster laut malam seakan bisa menerjang kapan saja. Bisa saja ikan paus, naga laut, doraemon, atau apapun itu! Gelapnya laut malam yang saya saksikan dari atas kapal adalah salah satu alasan kenapa saya bersumpah untuk tidak lagi bepergian dengan kapal laut (wc umum kelas ekonomi adalah salah satu alasan yang lain).
Bicara soal kengerian di permukaan laut lepas, ini bukan cuma imajinasi lebay saya saja. Karena dalam dunia ‘perkalapalan’, di beberapa perairan di dunia memang dikenal dihuni oleh beberapa kapal hantu, kapal-kapal dulu yang menjadi korban kerasnya perairan tersebut. Lalu yang mana kapal-kapal hantu paling terkenal di dunia? Berikut ini 5 di antaranya:
1. Kapal Hantu Ourang Medan
Ourang Medan adalah sebuah kapal laut Belanda yang awal ceritanya dimulai pada tahun 1947. Pada sebuah malam, dua kapal Amerika yang sedang berada di Selat Malaka menerima panggilan radio darurat. Pria yang berbicara pada saat itu mengaku sebagai awak kapal Ourang Medan.
Menurut cerita, frekuensi radio melemah dan membuat pesan yang disampaikan tidak jelas serta dipenuhi dengan bunyi-bunyian aneh. Diantara pesan yang bisa ditangkap, kata-kata “kami akan mati” terdengar mengakhiri pesan tersebut. Kedua kapal Amerika dengan segera menuju ke titik kordinasi kapal Ourang Medang. Mereka terkejut karena ternyata kapal sama sekali tidak mengalami kerusakan, namun semua penumpang, awak kapal, bahkan anjing-anjing peliharaan sudah tergeletak tak bernyawa. Juga tidak terlihat adanya luka=luka yang menyebabkan kematian mereka. Konon katanya para korban mati dalam keadaan terkujur kaku dengan ekspresi wajah terkejut. Beberapa mayat bahkan tergeletak dengan jari yang menunjuk ke arah yang sama, namun tidak ada apa-apa disana.
Tapi tidak banyak yang bisa diketahui tentang penyebab kematian penumpang kapal Ourang Medan, karena beberapa saat sebelum penyelidikan dimulai, kapal terbakar secara misterius. Kapal Ourang Medan yang meledak kemudian tenggelam ke dalam gelapnya laut Selat Malaka. Para pelaut Amerika berusaha menyimpulkan fenomena tersebut dengan asumusi logis. Mereka mengatakan bahwa kematian para penumpang kapal Ourang Medan bisa saja disebakan oleh sebuah zat kimia keras yang disebut nitrogliserin yang diangkut secara ilegal oleh kapal tersebut. Mereka bersumsi bahwa terjadi kebocoran pada tempat penyimpanannya yang membuat zat tersebut bercampur dalam udara dan menjadi penyebab kematian para penumpang dan awak kapal. Zat ini mempunyai efek keras pada saraf dan pada dosis tertentu dapat menyebabkan kelumpuhan pada otak.
Fenomena kapal Ourang Medan ditinggalkan dengan kesimpulan yang menggantung. Banyak juga yang percaya bahwa yang terjadi pada para penumpang Ourang Medan bukahnlah sebuah fenomena yang bisa dijelaskan dengan logika. Karena setelah kejadian tersebut, beberapa pelaut, petugas mercusuar, dan nelayan mengaku pernah melihat sebuah kapal bertuliskan “Ourang Medang” berlayar di antara kabut pada malam hari. Penampakan yang dicurigai adalah penampakan kapal hantu Ourang Medan terjadi pada tahun 1958, 1964, 1868, 1975, dan 1984.
2. Kapal Hantu The Flying Dutchman
Bicara soal kapal hantu, tidak ada yang tidak kenal dengan kapal hantu the Flying Dutchman. Anak-anak di bawah umur pun tahu kapal hantu the Flying Dutchman (tentu, karena ada di serial SpongeBob). Tidak ada yang pernah benar-benar memastikan keberadaan kapal hantu the Flying Dutchman, tapi diantara cerita rakyat lain tentang kapal hantu, the Flying Dutchman adalah yang paling sukses sebagai ikon kapal hantu dunia.
Kapal hantu the Flying Dutchman menjadi ilham untuk banyak karya seni, mulai dari panggung sandriwara, lukisan, bahkan film horor. Legenda ini bermula dari buku catatan seorang pelaut yang berlayar dari Barrington’s Voyage hingga ke Botany Bay. Buku catatan ini ditulis pada tahun 1700-an, dan hingga saat ini legenda the Flying Dutchman terus berkembang. Menurut cerita, Flying Dutchman adalah sebuah kapal yang berlayar dari Belanda dan dinahkodai seorang bernama Van der Decken.
Dalam pelayarannya menuju ke perairan Hindia Timur, kapal Flying Dutchman mendapati cuaca buruk selama berbulan-bulan. Tekanan pelayaran ini membuat awak kapal mulai kehilangan akal sehatnya, tidak terkecuali si kapten kapal. Tekanan yang besar dalam perjalan tersebut membuat kapten mulai membunuh satu persatu awak kapalnya yang mengusulkan untuk memutar balik kapal. Pembunuhan itu dimulai dengan sang awak pertama. Kapal the Flying Dutchman akhirnya tidak bisa bertahan lebih lama menghadapi cuaca yang buruk dan perarian dangkal yang penuh dengan batu karam. Sesaat sebelum tenggelam, kapten Van der Decken berlafal bahwa bahkan Tuhanpun tidak bisa menghentikan the Flying Dutchman untuk bisa berlayar hingga akhir dunia. Sumpah ini kemudian membuat kapal the Flying Dutchman bangkit kembali dari ‘kekaramannya’ dan menghantui perarian Hindia.
Di satu sisi, Van der Decken juga dijadikan ikon keberanian para pelaut-pelaut jaman dulu ketika kapal laut besar pun masih bertenaga angin. Tapi disisi lain, cierta ini kemudian menjadi ‘hantu’ laut Hindia dan sekitarnya. Banyak pelaut-pelaut dan nelayan-nelayan yang mengaku menjadi saksi keberadaan kapal hantu ini. Bahkan pangeran Wales juga mengaku pernah menyaksikan penampakan kapal hantu the Flying Dutchman saat berlayar mengarungi lautan.
3. Kapal Hantu The Lady Lovibond
Bicara soal kapal hantu, tidak ada yang tidak kenal dengan kapal hantu the Flying Dutchman. Anak-anak di bawah umur pun tahu kapal hantu the Flying Dutchman (tentu, karena ada di serial SpongeBob). Tidak ada yang pernah benar-benar memastikan keberadaan kapal hantu the Flying Dutchman, tapi diantara cerita rakyat lain tentang kapal hantu, the Flying Dutchman adalah yang paling sukses sebagai ikon kapal hantu dunia.
Kapal hantu the Flying Dutchman menjadi ilham untuk banyak karya seni, mulai dari panggung sandriwara, lukisan, bahkan film horor. Legenda ini bermula dari buku catatan seorang pelaut yang berlayar dari Barrington’s Voyage hingga ke Botany Bay. Buku catatan ini ditulis pada tahun 1700-an, dan hingga saat ini legenda the Flying Dutchman terus berkembang. Menurut cerita, Flying Dutchman adalah sebuah kapal yang berlayar dari Belanda dan dinahkodai seorang bernama Van der Decken.
Dalam pelayarannya menuju ke perairan Hindia Timur, kapal Flying Dutchman mendapati cuaca buruk selama berbulan-bulan. Tekanan pelayaran ini membuat awak kapal mulai kehilangan akal sehatnya, tidak terkecuali si kapten kapal. Tekanan yang besar dalam perjalan tersebut membuat kapten mulai membunuh satu persatu awak kapalnya yang mengusulkan untuk memutar balik kapal. Pembunuhan itu dimulai dengan sang awak pertama. Kapal the Flying Dutchman akhirnya tidak bisa bertahan lebih lama menghadapi cuaca yang buruk dan perarian dangkal yang penuh dengan batu karam. Sesaat sebelum tenggelam, kapten Van der Decken berlafal bahwa bahkan Tuhanpun tidak bisa menghentikan the Flying Dutchman untuk bisa berlayar hingga akhir dunia. Sumpah ini kemudian membuat kapal the Flying Dutchman bangkit kembali dari ‘kekaramannya’ dan menghantui perarian Hindia.
Di satu sisi, Van der Decken juga dijadikan ikon keberanian para pelaut-pelaut jaman dulu ketika kapal laut besar pun masih bertenaga angin. Tapi disisi lain, cierta ini kemudian menjadi ‘hantu’ laut Hindia dan sekitarnya. Banyak pelaut-pelaut dan nelayan-nelayan yang mengaku menjadi saksi keberadaan kapal hantu ini. Bahkan pangeran Wales juga mengaku pernah menyaksikan penampakan kapal hantu the Flying Dutchman saat berlayar mengarungi lautan.
4. Kapal Hantu The Baychimo
The Baychimo adalah sebuah kapal yang tidak terlalu besar. Kapal ini dulunya beroperasi di perairan Alaska selama 40 tahun lamanya sejak tahun 1920-an. The Baychimo adalah kapal pengangkut barang, yang dulu digunakan untuk membawa barang dagangan berupa kulit-kulit hewan mentah, di antaranya kulit rusa dan beruang.
The Baychimo dikatakan sebagai hantu kapal yang tidak bertuan. Karena menurut cerita, kapal ini terjebak di antara bongkahan dan pecahan es di perairan Alaska pada tahun 1931. Pada saat itu, kru penyelamat dikirimkan untuk memberi bantuan kepada awak-awak kapal the Baychimo. Kapal memang berhasil keluar dari jebakan bongkahan es, tapi karena kerusakannya yang parah, perusahaan yang memproduksi kapal tersebut menolak untuk memperbaikinya. Akhirnya, The Baychimo ditinggalkan di perairan Alaska yang penuh dengan pecahan dan bongkahan es tersebut.
Secara geografis, the Baychimo seharusnya tidak bertahan lama di perairan Alaska. Apalagi karena pada saat ditinggalkan, kapal dalam keadaan rusak parah dan hanya tinggal menunggu ajal. Banyak yang meyakini bahwa the Baychimo sudha tenggelam saat ia tidak lagi ditemukan di sekitar perairan dimana ia dulu ditinggalkan. Tapi ternyata, the Baychimo bahkan bertahan selama 38 tahun, mengambang tanpa arah di atas perairan Alaska yang keras tersebut. Disaksikan oleh banyak kapal lain dan orang-orang Eskimo, the Baychimo terkadang terlihat mengapung di atas lautan. Dipercayai bahwa kapal ini dihuni oleh mahkluk-mahkluk halus yang membuatnya bertahan selama itu dalam kondisi geografis yang tidak memungkinkan dengan kerusakan yang parah. Bahkan orang-orang Eskimo percaya bahwa the Baychimo adalah kapal yang memiliki nyawa dan kehendak sendiri.
Kapal ini terakhir kali terlihat pada tahun 1969. Pada saat itu, the Baychimo membeku di dalam bongkahan es besar di perairan Alaska. Hingga saat ini kapal tersebut tidak pernah lagi terlihat. Banyak yang meyakini bahwa the Baychimo akhirnya sudah tenggelam. Di awal tahun 2000-an, sebuah tim ekspedisi mendedikasikan diri mereka untuk menemukan bangkai kapal the Baychimo di perairan Alaska. Tapi kapal hantu yang telah bergentayangan selama 80 tahun itu tidak ditemukan bangkainya.
Hingga saat ini, ekspedisi demi ekspedisi terus bergantian untuk mencari the Baychimo untuk menguak penjelasan tentang bertahannya the Baychimo hingga berpuluh-puluh tahun.
5. Kapal Hantu The Carroll A. Deering
The Carroll A. Deering adalah kapal yang terkenal sebagai salah satu korban kengerian misterius di perairan bermuda. Awal cerita dimulai ketika kapal ini melakukan pelayaran untuk tujuan komersial pada tahun 1921. Pelayaran ini bukanlah sebuah pelayaran yang rutin. Saat The Carroll A. Deering kembali dari Amerika Selatan dengan mengangkut batubara, kapal ini kandas di Diamond Shoals, sebuah perairan yang memang terkenal seringkali ‘membangkaikan’ kapal-kapal besar.
Tidak ada yang mengherankan dengan kandasnya kapal ini, karena kondisi perairannya memang sangat berpotensi membuat kandas kebanyakan kapal. Tapi ketika ditemukan oleh penjaga pantai, kapal The Carroll A. Deering sudah benar-benar kosong. Tidak hanya kapten dan awak-awak kapal, semua alat navigasi, buku catatan, dan bahkan batubara yang dimuatnya pun hilang tak berbekas. Dilihat dari keadaannya, para penjaga pantai yakin bahwa kapal tersebut baru kandas beberapa hari yang lalu. Kalaupun memang kapal tersebut ditinggalkan oleh para awaknya, mustahil untuk bisa mengangkut seisi kapal hanya dalam beberapa hari tanpa awak tambahan.
Pencarian besar-besaran kemudian diluncurkan pemerintah Amerika, namun tidak satupun kapten ataupun awak kapal yang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup ataupun mati. Setelah diselidiki, tidak banyak yang bisa disimpulkan kecuali jawaban-jawaban spekulasi. Banyak yang menyimpulkan bahwa kapal The Carroll A. Deering menjadi korban bajak laut atau yang dikenal dengan Rum Runners pada saat itu. Banyak juga yang mengambil kesimpulan bahwa ditinggalkannya kapal The Carroll A. Deering didasari oleh pemberontakan karena adanya riwayat konflik antara kapten kapal dan awak pertama kapal tersebut.
Tapi lebih banyak yang percaya bahwa di kapal The Carroll A. Deering telah terjadi fenomena mistis yang membuat seluruh isi kapal lenyap secara misterius. Apalagi karena di perairan bermuda tersebut sudah banyak kapal laut yang hilang tanpa bekas. Paranormal-paranormal di Amerika berpendapat bahwa The Carroll A. Deering sengaja tidak dilenyapkan bersama dengan awaknya untuk mempertegas kekuatan hitam di perairan bermuda kepada dunia. Kapal The Carroll A. Deering memang adalah korban pertama di perairan bermuda yang hanya awak dan seisi kapalnya saja yang hilang secara misterius.